Mengingat seseorang yang ditubuhku telah
mengalir darahnya
Sebut saja dia “Ayah”
Karena aku tak tau pasti
Bagaimana cara dia tersenyum kepadaku
Bagaimana cara dia memandangku
Atau mungkin, bagaimana caranya memanggil
namaku
Aku sudah terbiasa tanpanya
Tapi bukan berarti aku bisa tanpanya
Bukan berarti aku tak membutuhkannya
Aku tanpanya karena takdir
Bukan karena keinginanku
Bukan juga karena keinginannya
Karena kuyakin dia tak mungkin meninggalkanku
Kurangkai kata-kata ini bukan
karena aku marah pada tuhan yang telah mengambilnya
karena aku marah pada tuhan yang telah mengambilnya
Tapi, kurangkai kata-kata ini hanya untuk
menunjukkan
Aku menyayangi sosok “Ayah” yang tak pernah
kuingat
Aku sedih saat tau aku tak punya kenangan
manis dengannya
Tapi, cukup kutau bahwa kasih sayang seorang
ayah
Tidak
jauh beda dari kasih sayang seorang ibu
Ayah.. kupanggil engkau dalam setiap do’aku
Berharap kau mendengar dan tersenyum
Berharap kau ucapkan satu kata
yang mungkin ingin kudengar
yang mungkin ingin kudengar
“Dia anakku, dia mendo’akanku dan dia putri
kecilku”
0 komentar:
Posting Komentar